Selasa, 08 November 2011

cerpen....putro

SIAPA KAMU DINDA?

Fajar berlalu seiring jalannya detik-detik jarum jam,akhirnya setelah liburan panjang usai kami mulai kembali pada sekolah kami yang tercinta.pagi ini aku lebih awal datangnya dari pada hari-hari kemaren,sewaktu aku sampai didepan pintu kelas ku,aku terkejut melihat seorang insan yang duduk termenung diatas kursinya,kebetulan aku mengenalinya karna dia teman sekelasku “ DINDA” namanya,dan aku menghampirinya,
“Dinda kok termenung pagi-pagi gini..buat nggak indah suasana ja..oya gimana liburannya..?”,aku heran kenapa sapaan ku hanya disambut senyuman yang sepertinya kurang ikhlas ya?ternyata dinda menjawab sapaanku”liburanku menyenangkan tapi tidak seperti menyenangnya liburan mu..”
Kuberfikir bahwa pagi ini memang belum bersahabat dengan ku,aku penasaran dengan dinda yang sepertinya menyimpan berjuta masalah.bel sekolah berdering dan rasa penasaranku pada dinda kuhilangkan sesaat karena hari pertamaku mengikuti pelajaran aku tidak mau terbebani dengan rasa penasaranku tentang dinda yang tidak jelas itu.,tapi aku tetap ingin tau alasan dinda kenapa jawab seperti itu dan dia kurang ceria dan dia juga tidak pernah kelihatan bahagia.
Bel istirahatpun berdering..semua anak-anak berdesakan keluar untuk kekantin,benar-benar seperti orang yang tidak pernah makan 2 hari,ketika ditanya ma anak-anak yang keluar kenapa buru-buru waktu keluar, pasti cuma dijawab”duh..cacing dah demo nie..dalam perut”.
Aku melihat disudut kelas dinda masih duduk dan entah apa yang direnungnya,aku ingin tau ada apa ya dengan dinda??
“hai dinda boleh ana duduk dikursi ini?”dinda seperti terkejut melihat kedatanganku dengan rasa gugup dinda menjawab”duduk saja nggak papa kok ni kan kursi umum”
Aku mencoba bertanya tentang apa yang terjadi dengan dinda.”dinda,renungin apa sich?kenapa hari ni dinda kurang ceria sich,ana liat dari tadi dinda Cuma diam…aja,”ketika aku mau melanjutkan pertanyaanku dinda memotong pembicaraanku,”aku  nggak papa kok ,aku Cuma lagi males ja bicara,kan tidak seharusnya selalu bermuka manis!”aku mengerti bahwa dinda lagi pengen sendiri,”din..kalau da masalah cerita ja ma ana,setidaknya mungkin ana bisa kasih solusi,maaf ya udah mengganggu!ya udah ana kekantin dulu ya?”.
Aku yakin dinda mau menceritakan masalahnya mungkin saat ini dia belum bisa cerita ma orang lain.tapi aku nggak akan bosan pengen tau masalah yang dihadapi dinda, karna selama dinda sekolah disini dia tidak pernah mau berteman akrab dengan siapapun ditambah lagi yang sifatnya yang pendiam dalam kelas dan aku pernah melihat sewaktu dia menangis sendiri dibelakang kelas..
Sekolahpun usai dan aku melihat dinda berjalan menuju mushola dan aku langsung memanggilnya”din….kemushola ya?ngapain kemushola din,belum sholat ya?kan ni udah jam 3…”lagi-lagi dinda terkejut melihat ku,dan dia menjawabku tanpa senyum sedikitpun.”tas dinda ketinggalan di mushola..”
dindapun langsung melangkahkan kakinya menuju kemushola tanpa basa-basi mengajak aku pergi bersamanya,
”din..ana juga mau kemushola,soalnya ada buku ana yang tinggal di mushola,jadi kita bareng ja ya?”.
”terserah kamu  saja,tapi dinda lama dimushola jadi kamu pulang aja terus tidak usah menunggu saya!”
aku heran kenapa ya dinda nggak mau punya temen yang selalu bersamanya,ini merupakan kesempatan bagi ku tentang penasaran ku tentang masalah yang dihadapi dinda.
Sesampai dimushola dinda langung masuk dan duduk di sudut mushola”din..kamu bilang tadi mau ambil tas?kok nggak diambil trus?”dinda menjawabnya dengan suara yang tampaknya lemas
”kamu pulang ja,maaf ya,dinda pengen sendiri”aku tidak mau memaksa dinda dengan pertanyaanku yang tidak ingin ia jawab,aku pun langsung pulang,padahal aku sangat ingin tau tentang dinda.
Setengah perjalanan pulang kerumah,aku teringat pada dinda dan aku ingin sekali mengenal siapa itu dinda?karna sikap ku yang ingin mau tau jadi aku kembali kesekolah
Sampai dimushola sekolah aku melihat dinda tidak ada lagi disitu,terlintaslah dipikiranku”ya ampun aku baru sadar selama ini aku dan teman-teman lain tidak tau asal-usul dinda”,dan aku beranikan diri keruang guru untuk meminta biodata yang lengkap tentang dinda, usahaku untuk mendapatkan biodata dinda tidak semudah yang aku fikirkan,aku mencoba meminta kepada guru-guru yang masih ada disekolah,tapi semua guru-guru tidak mau memperlihatkan biodata dinda pada ku,”aneh…selama ini setahu aku tidak ada peraturan menyembunyikan/tidak memperlihatkan biodata siswa pada siswa yang ingin tahu,dan baru kemarin aku meminta biodata nifa kawan sekelasku dan guru memberinya tanpa basa-basi dan tanpa beribu alasan”.
Dengan hati yang sangat kecewa,ku urungkan niatku untuk mengetahui siapa dinda? Mungkin bisa saja aku tanyakan langsung padanya,dimana dia tinggal dan bagaimana keluarganya.sesampaiku dirumah semua rasa lelah dan kesalku tadi hilang seketia saat melihat wajah mama yang menyapaku dengan agak kuatir
”kemana saja kamu nak? Apa ada pelajaran tambahan?apa kamu sudah makan?”aku memang salah karna tidak sms/telpon mama untuk mengabarkan bahwa aku telat pulang,
”maaf ma, ana lupa memberitahukan mama kalau hari ini ada urusan penting yang harus ana selesaikan,maaf juga ma, ana lupa makan tadi,lagian tidak ada masakan yang lebih enak selain masakan mama..”
Aku sedikit merayu mama,setidaknya mengurangi rasa khawatirnya,”ya sudah,cepatlah mandi dan langsung makan ,mama sudah masak kesukaan kamu nak!”subhanallah..memang seorang ibu tidak dapat digantikan oleh apapun.
Hari ini sangat menyedihkan bagiku,aku ingin sekali tahu masalah yang dihadapi dinda,aku ingin membantunya semampuku bisa,”Dinda”memang teman yang sangat pendiam disekolahku,lain halnya dengan teman ku lain seperti bela,nova,hafis dan anak baru yang pindahan dari medan namanya nifa,walaupun anak baru dia sudah begitu akrab dengan kami dan kalau ada masalah sekecilpun dia selalu curhat padaku.dan aku heran kenapa sangat susah menebak dinda bahkan jika kita lihat dia selalu dalam masalah ataukah itu cuma perasaan ku saja,bisa jadi sikap dinda memang seperti itu.
Safak merah menembus jendela kamarku subhanallah kamarku menjadi indah tak tertandingi hanya cuma karna cahaya itu,ku menatap keluar memang alangkah indah ketika kita melihat matahari terbenam,seolah matahari itu melambaiku dengan senyuman yang indah,”matahari munkinkah esok kita akan berjumpa lagi?moga hari esok lebih indah dari hari ini,cerahkan cahaya mu esok matahari karna cahayamu bagai pengobar semangatku”indahnya tak tertandingi lagi saat sebuah alunan yang begitu indah berkumandan,adzan bergema terdengar keseluruh kota pelajar Darussalam,dan terlihat akhi-akhi berjalan menuju mesjid fatun karib untuk shalat jamaah,aku langsung mengambil mukenahku dan sudah dilengkapkan oleh air wudhuk yang telah menyucikan ku untuk menghadap-Nya.
Setelah shalat aku mencurhatkan seluruh rasa kebimbanganku kepada Allah hanya Allahlah yang mampu memberi saran serta petunjuk paling the best untuk masalah kita.aku tak langsung pulang,aku menunggu waktu insya datang hatiku terasa lebih tenang dan sejuk saat membaca Al-quran,alunan-alunan suara akhi-akhi dan ukhty-ukhty memecahkan kesunyian dimesjid tercinta ini,mesjid ini banyak di dominasikan oleh  jamaah pemuda pemudi dari pada orang tua karna itulah banyak yang menamakan mesjid ini sebagai mesjid anak kampus karna memang letak mesjid ini dalam pekarangan kampus.
Shalat insya usai,aku melangkahkan kaki untuk kembali keistanaku,rumah memang istana bagiku,ditengah jalan aku seperti mendengar seseorang memanggilku,lalu aku memalingkan wajahku kebelakang,ternyata ustadzh rita,”assalamualaikum..nak bagaimana kabarnya?”
memang senyum ustadzh tak pernah luntur ketika berjumpa setiap orang,apalagi dengan ku..yee.. ke geeran, tanpa bengong aku membalas senyum ustadzh.
”walaikumsalam..ustadzh,alhamdulillah baik-baik saja,ustadzh kok tidak pulang sama ustadz,apa ustadz tidak bisa hadir ?”
“lho..tadi kan yang jadi imam ustadz sendiri nak! Ustadz ada kepentingan sebentar dengan seorang mahasiswa katanya, jadi ibuk lebih memilih pulang terus, sayang sikecil Cuma sama nenek dirumah”.
“duh..kok bisa saya tidak tahu ya? Jadi malu ni ma ustadzh..!”senyuman ustadzh kembali terpatri. Ustadzh sebenarnya lebih senang jika aku memanggilnya ibuk,tapi aku sendiri tidak enak memanggilnya seperti sebutan itu,sepanjang perjalanan kami asyik mengobrol sampai akhirnya pembicaraan kami terputus karna ustadzh sudah sampai dirumah,memang perjalanan dari rumah kemesjid tidak terlalu jauh tapi karna langkah kaki kami yang pelan-pelan jadi lama sampai kerumah.
“kapan-kapan kita sambung lagi ngobrolnya ya..?kalau tidak mampir aja dulu kerumah ibuk yuk!”
“trimakasih ustadzh..lain kali saja saya mampir,karna banyak tugas sekolah yang harus saya kerjakan salam buat sikecil ya  ustadzh”,senyumku pun ku sedekahkan pada ustdzh ,yang pasti ustadzh tidak mau kalah senyum,lagi-lagi ia senyum”ya sudah..hati-hati dijalan ya,salam buat umi dan abi ya nak”
“insyaallah akan saya sampaikan ustadzh,assalamualaikum”.
“waalaikumsalam”.
Sampai dirumah, aku langsung makan malam bersama dan menyampaikan salam ustadzh pada umi dan abi,aku langsung menuju kekamar,rasanya berat masih kepalaku karna belum selesai membuat Pr,”hmm haa..akhirnya siap juga Prnya,kenapa aku ingat ma dinda ya?..”aku terkejut dengan dering hantphonku yang menandakan pesan masuk,langsung ku buka pesan itu,”no baru?pa maksudnya sich sms kek gini, siapa ya,?
Ah..ngapain opening orang kek gini!” sms itu sudah 4 kali masuk ke handphon ku,isi sms itu adalah seperti curhatan seseorang dan disertai kemarahan”keluargaku semua telah kau irampas,sekarang aku hanya sendiri,jangan coba-coba kamu merenggut kebahagiaan ku lagi,kalau tidak kebahagiaan mu yang aku rampas”air mata menetes dipipi ku,hatiku sebenarnya takut tentang sms ini,tapi semuanya kuserahkan pada Allah,
”Engkau Maha Melihat dan Mengetahui,pasti Engkau akan slalu melindungiku ya Rabbi….” Bulanpun sayu dan berselimut awan tanpa ditemani oleh berjuta bintang,aku pun terlelap oleh heningnya malam.

Suara sayup alunan ayat-ayat suci,membangunkan aku dari tempat tidur,ku buka sedikit mataku untuk melihat benda petak disamping jam menunjukkan waktu 05.30, setelah sarapan selesai aku diantar oleh papa kesekolah,karna terburu-buru sudah telat,aku membuka pintu mobil dengan tidak hati-hati,ternyata ada cewek yang terkena pintu mobil waktu aku buka,dan dia terjatuh,akut sangat terkejut ketika melihat cewek itu adalah dinda
 “astaghfirullah,dinda kamu tidak papa,aku benar-benar tidak sengaja,afwan ya..”papa terkejut lalu turun dari mobil
”ada pa nak..kenapa temanmu?,
“tidak papa kok pa”
Dinda tidak sedikitpun mengopenku,”kenapa kamu lari-lari din?sampe kamu tidak lihat aku buka pintu mobil”dinda melepas tanganku dan sambil lari dia masuk kekelas.”kenapa sih dia seperti itu,pagi-pagi aku sudah di cuekkin”
Jam istirahat berbunyi,ketegangan anak-anak bisa terlepas dengan lega karna pelajaran buk sofi yang ganas banget,tapi asyik bagi yang memuji ibu itu,kalau dipuji pasti marahnya turun dan dapat nilai ples gi. Semua anak-anak menuju kekantin,terkecuali “dinda”,kali ini aku tidak mengopen dinda,aku merasa capek dicuekin trus,
”hai din..gabung sini sama kami!”sapa marlin pada ku
”hai juga,kalian ngapain sepertinya asyik sekali ngomongin pa sih,yang penting jangan gossip oke!”
“ia,ustadzh..yang caem”kami tertawa melihat gaya bicara marlin,
”na,tau tidak kalau tadi dinda minta izin ma guru,katanya sih dia sakit,so dia minta izin buat istirahat dirumah”
“lho..aku kok nggak tau?padahal tadi aku lihat sewaktu mo kekantin dia sehat-sehat ja,kalian kok tau?”
“kami tau dari buk dina waktu ibuk mau beli fres drink kesini, dan lalu memberi tahu kami”disambung lagi oleh eva”kayaknya waktu kamu diperpus dinda pulang nya”
“Oh..ia ya” ya..ampun ternyata dinda sakit,padahal pulang sekolah nanti aku ingin tau rumahnya,dia seperti bisa membaca jalan pikiran ku,dasar cewek aneh,astaghfirullah..kenapa aku penasaran banget sich?.
Sepulang sekolah aku tidak langsung pulang karna aku berniat menceritakan sesuatu pada putri teman paling akrab dan paling baik dengan ku walau pun kami berbeda kelas,aku sangat ingin tahu tentang dinda,dari situ aku ingin putri membantuku untuk tahu siapa dinda.
“hai na…kamu kenapa? kok siang-siang gini bengong aja,oya mau cerita apa na?”
“aku nggak papa..! kamu janji ya kalau aku cerita masalah ni kamu rahasiain ya?,dan satu lagi,aku pengen minta saran kamu,dan ini bagi aku masalah yang serius”
“yeee…ni ja aku serius,aku janji na,kamu bisa percaya ma aku,kan kamu tau aku udah lama jadi temen kamu,cepet dong certain nya,aku penasaran juga ni emangnya masalah apa sih?masalah keluarga,sekolah or jangan…jangan…kamu jatuh cinta ya na?”
Dengan mata melotot putri menatap ku dengan rasa penasaran dan sedikit khawatir,
“put jangan berlebihan gitu dong, ni masalah….”hanphon ku berdering dan putrid sangat jengkel karna ceritaku tadi terputus”kenapa nggak di matiin dulu sih hp nya,emangnya siapa na yang nelpon”
“maf ya put..mama ana nelpon,aku angkat telpon dulu,nanti aku certain lagi”
Putrid mengangguk-angguk sambil tersenyum simetri.
“assalamualaikum,ada pa ma?”
“wa..lai..kumsalam, na..?
“ma,da pa ma kenapa mama nangis?”
“ayahmu kecelakaan na..cepatlah ke RS ANANDA”
“baik ma,tolong mama jangan panik ya..!” air mata tak bisa kutahan mendengar umi menangis tersedu-sedu.”kenapa na,mama kamu da bilang pa”
“put..aku harus cepat sampai kerumah sakit,ayah kecelakaan put”
“innalillah,yuk na putri antar biar cepat sampai”
Mobil putri melaju dengan cepat,tapi tetap pelan bagiku,ya…Allah selamatkanlah ayah,dan tenangkanlah hati mama..”put,apa bisa lebih cepat mobilnya”
“ya..ampun na nikan udah cepat,aku nggak pernah bawa mobil dengan kecepatan yang tinggi,tenanglah na Allah pasti akan menyelamatkan ayahmu,”
“amin..amin..nggak papa put,yang penting kita selamat sampai kesana”.
Akhirnya mobil putri memasuki kawasan RS,aku berlari keruang UGD aku tak kuasa melihat umi yang lemah tiada berdaya ketika melihat orang yang dia cintai terbaring tanpa membuka mata,aku tak kuasa pula ketika melihat dia menatapku..
“nak…kesinilah sayang”dengan nada yang  lemah dan penuh kelembutan dan suara yang bergetar.aku pun memeluknya dengan cepat”ma…tenanglah,ayah pasti akan selamat,kita sholat dulu yuk ma supaya mama tenang”
“sayang..ayah mu banyak mengeluarkan darah..”aku merangkul mama dan membawanya menuju kemushola,aku ingin menenangkan mama,aku tidak mau melihat air matanya berlinang terus.selesai kami shalat 2 rakaat kami mengadahkan tangan kekatas memohon pertolongan pada Sang Maha Bijak,,”Ya Rahman,Ya Rahim..jika Engkau ingin mngambilnya maka ambillah dia.tapi jangan Engkau siksa ayah dengan ketidak berdayaannya seperti itu,Ya Allah ayah lah yang mencari nafkah untuk kami,dialah yang slalu mengingatkan kami untuk slalu mengingatMu..dari itu hamba mohon Engkau panjangkan umurnya..amin ya rabbalalamin”.
“nak..padahal sudah dari tadi mama hubungi abangmu,tapi nomornya tidak aktif,tolong kamu cri abangmu di fakultasnya ya na..!”
“baik ma..ana berangkat dulu ya”.
Sampai di fakultas aku banyak menemui teman abang tapi tidak satupun taukemana dia,
“asslamualaikum,maaf mengganggu,abang kenal fakrurrazi jurusan ekonomi”
“kamu adiknya ya,saya kenal kebetulan saya satu ruang dengannya”
“alhamdulillah,ya saya adiknya,apa abang tau dimana abang saya,karna saya sangat perlu padanya”
“maaf dek saya tidak tahu,hari ini dia tidak masuk kuliah,coba adek hubungin ke hpnya”
“masalahnya hp bang razi tidak aktif,tolong ya bang kalau jumpa sama abang saya,tolong suruh pulang secepatnya”.
Aku sangat lelah mencari bang razi sekeliling kampus dan menghubungi semua temannya,tapi anehnya semua tidak tahu kalau dia ada dimana,aku juga terkejut setelah tahu kalau tadi pagi dia tidak masuk kuliah padahal tadi pagi dia pamitan sama mama untuk kuliah,”kemana aku harus mencari mu bang..?aku percaya kamu tidak akan mengecewakan ayah..”begitu lemah sudah tubuh ini,aku terduduk hingga tak berdaya lagi tapi semangatku bangkit lagi ketika mendengar adzan maghrib bergema,aku bangkit untuk memenuhi panggilanNya dengan mencari mesjid yang dekat didaerah itu,sesudah shalat dan berdoa,mulailah hatiku resah,bagaimana aku harus bilang sama mama.
Namun, aku tidak ingin menghabiskan waktu untuk mencari abang sementara mama sendiri dirumah sakit,dengan taxi putih aku kembli menemui mama dengan hati yang kecewa pada bang razi.
Sesampai dirumah sakit didalam sebuah ruang kamar yang bernomor 47 perempuan setengah baya langsung memeluk anaknya dengan isak tangis yang tidak tertahankan”nak..Allah telah memanggil ayah..kita ditinggalkannya nak..”tangis mama memecahkan hatiku,dam menggebukan ras cinta ku pada ayah,aku bagaikan bermimpi,ayah tadi pagi aku baru menyalamimu..aku tidak sanggup berkata sepatahpun beribu kata penyesalan ku dalam hati”kenapa aku harus mencari abang tadi?sementara aku tidak bisa melihat ayah pada hembusan terakhirnya”
“nak..abangmu mana,ayahmu akan dishalatkan,dia anak laki-laki dan anak mama yang pertama mama ingin dia yang menjadi imam untuk menyalatkan ayah mu”
“maaf ma..ana tidak tau abang ada dimana,ana benar-aenar sudah berusaha mencari bang razi,tapi tetap ana nggak tahu abang ada dimana”.isak tangisku bertambah,bang kau sangat penting bagi kami apalagi pada saat ini,tapi kau menghilang entah kemana.
“ya sudahlah nak..biar diimumkan oleh pak ustadz saja”
Ternyata semua tetangga dan pak ustadz serta ustadzh sudah hadir untuk menyalatkan ayah,aku dan mama berharap agar abng bisa melihat ayah untuk terakhir kali,tapi dia tak kunjung hadir,sementara mayat ayah tidak bisa dilama-lama kan karna takut darah yang dikepelanya keluar lagi.begitu hancur bercampur sedih hatiku dan mama melihat mayat ayah seperti itu ditambah bang razi yang menghilang.
Setelah ayah dikebumikan, aku dan mama kembali kerumah diikuti pak ustadz dan istrinya dengan tujuan ingin menghibur kami.”sabar ya buk,ini semua adalah ujian hidup,dan semua ini pasti ada hikmahnya,ibuk jangan bersedih lagi,”
“trimakasih pak ustadz,kami merasa sangat kehilangan kepala kelurga yang menafkahkan kami”
“buk..apakah ibuk lupa bahwa ibuk punya dua orang anak yang sholeh”
Mama memandangku dan memelukku”pak ustadz sekarang saya hanya memiliki seorang anak yang sholeha”
“buk..tenanglah insyaallah nak Razi akan pulang menjadi pengganti almarhum”
Aku dan mama berharap kata-kata pak ustadz menjadi kenyataan.
Sudah tujuh hari ayah meninggal,rumah ku diselubungi oleh duka yang berkepanjangan,dan sudah tujuh hari pula bang Razi tidak pulang,dan mama pun tidak sanggup menahan semua ini hingga dia sakit dan terbaring sepanjang hari ditempat tidur,dan selama itu pula aku tidak masuk sekolah.
Hembusan nafasku bercampur dengan udara fajar yang sungguh sejuk menyejukkan hatiku,hari ini aku harus bangkit,aku awali hari ini tanpa ayah yang biasa mengantariku kesekolah,aku sudah siap-siap untuk berangkat sekolah dan akupun melihat kembali wajah cerah mama yang sudah menyiapkan sarapan untukku”mama udah sehat?mama istirahat aja,oya ma ana berangkat sekolah dulu ya!”
“mama tidak apa-apa lagi,kamu hati-hati ya na..”
“itu pasti ma,assalamualaikum”
“walaikumsalam”aku melangkahkan kaki untuk menuntut ilmu walaupun berat meninggalkan mama dirumah,baru dua langkah mama sudah memanggilku lagi.”nak,kamu naik apa kesekolah?”aku tersenyum dengan tujuan menghilamgkan rasa khawatir mama”na naik bus ma”
Sesampai disekolah aku disambut teman dengan pelukan mereka yang mangasihaniku,aku tau sekarang aku sudah yatim tapi aku tidak ingin dikasihani.tiba-tiba aku ingat pada dinda karna aku melihat dia tidak ada dikelas aku mencoba Tanya pada marlin”lin,dinda mana kok nggak kelihatan ya”
“ada kok dia sekolah tapi udah keluar lagi tadi,dan dia juga baru hari ini sekolah,8 hari yang lalu dia juga tidak masuk sekolah,tapi nggak ada kabar apa-apa”
“oh…gitu ya”aku mulai penasaran lagi pada dinda.aku terkejut melihat dia menatapku,seperti dia menatap seorang musuh dan di tersenyum seperti senyum para penjahat.aku palingkan wajah ku untuk tidak melihatnya kagi.
“na..kesini sebentar putrid ada perlu”.akupun menghampiri putrid yang berdiri didepan pintu kelas”ada perlu pa put.”
“na,aku Cuma mau Tanya tntang waktu itu kamu pernah mau cerita sesuatu padaku na pulang sekolah nanti aku mau tau cerita itu bagaimana?”
“boleh,tapi ana tidak mau cerita disekolah,bagaimana kalau kamu kerumah ana,karna ana nggak mungkin lama-lama disekolah kasian mama dirumah sendirian”
“ia mau,nanti tunggu putrid ya biar kita pulang bareng”
Sepulang sekolah aku dan putri langsung pulang,sampai dirumah aku memulai ceritaku tentang dinda pada putrid,baru setengah aku bercerita pada putrid.tiba-tiba suara bel rumah memotong pembicaraan kami,”nak tolong bukakan pintu ada tamu tu,mama lagi dikamar mandi”.
“baik ma”ketika pintu ku buka aku bertanya-tanya ada perla pa ya?kok polisi datang kesini?”selamat sore dek,apakah ini betul rumah almarhm pak ahmad daud?”
“ya betul pak,selahkan masuk pak?”
“maaf kalau kedatangan kami menggangguibuk dan adek istirahat,kami ingin memberitahukan sebab kecelakaan bapak ahmad”
“tidak apa-apa pak,tapi kenapa kecelakaan suami saya ada penyebab tertentu?,bukankah suami saya kecelakaan lalu lintas”
“itu sangat tidak benar buk,sebelumnya maaf kan kami karna baru sekarang kami dapat tahu penyebabnya,dan penyebabnya adalah karna ada seseorang yang memang dengan sengaja memutuskan rem mobil sehingga rem mobil blong,dan terjadilah kecelakaan itu pada kecepatan mobil tinggi dan saat itu bapak memerlukan rem mobil”
Air mata mama jatuh tak tertahankan”jadi bagaimana pak?tolong bapak selidiki siapa yang telah tega berbuat itu pada suami saya,dan kami percaya bahwa bapak bisa menangkap orang tersebut”
“trimakasih buk atas kepercayaannya,dari itu kami meminta kesediaan ibu dan anak ibu untuk memberi keterangan untuk memudah kan kami dalam kasus ini”
“baik pak kami akan memberikan keterangan semampu kami”
Aku sungguh tegang saat untaian-untaian pertanyaan pak polisi harus ku jawab,aku paling banyak ditanya karna yang terakhir bertemu dengan ayah Cuma aku sewaktu diantar kesekolah.alhamdulillah..semuanya lega.”trimakasih atas semua keterangan ibu dan anak ibu,kami pamit pulang buk,asslamualaikum”
“walaikumsalam, sama-sama pak”.
Setelah itu, aku kembali kekamar menemui putri “na,kenapa lama sekali sih,emangnya tamunya siapa na”
“tamunya polisi put…ma..”belum habis aku bicara putrid langsung memotong,dasar sudah jadi kebiasaan teman akrabku ini”mau apa polisi datang kesini na?”
“makanya dengar dulu aku ngomong,jangan langsung dipotong,”
“ia..maaf dech!”
“polisi itu perlu meminta keterangan pada mama dan ana,karna kata polisi itu papa kecelakaan karna ada pelaku yang sengaja membuat rem papa blong”
“apa..?aku nggak nyangka kalau kecelakaan papa kamu adalah korban kejahatan,kok tega banget ya orang itu,padahal papa kamu sangat baik orangnya”
“yang namanya penjahat mana tau orang baik,sama dengan syaitan yang tidak membedakan apakah orang kaya atau miskin yang namanya umat islam semuanya dia usakan untuk menghancurkan orang-orang yang baik.put aku sangat berharap kalau polisi itu bisa menangkap pengecut jahanam itu”
“ya sudah na,tidak usah kamu fikirkan lagi,kalau memang polisi tidak mampu menangkap pelaku itu,tapi Allah mampu memberi balasan yang setimpa,penjahat itu bisa saja lolos dari polisi tapi dia tidak akan lolos dari hukum Allah,,”
“aku memang temanku yang baik put,aku juga sangat rindu pada abang ku put..kemana dia ya put?”
Aku merasa sedikit lega bisa menceritakan semua pada putri tentang dinda,putripun memberi jalan keluar,”na,aku akan usahakan identitas lengkap tentang dinda,kamu tenang aja ya”
Satu bulan berlalu dengan cepat, sungguh suram kehidupan ku dengan mama saat papa tidak ada,alhadulillah papa punya uang tabungan sehingga aku dan mama bisa membuka toko kue kecil-kecilan yang bisa menghasilkan uang untuk kebutuhan kami sehari-hari,namun rumah sangat sepi aku tidak bisa bercanda lagi dengan abang yang aku sayangi,dimanakah kamu bang?kenapa tega meninggalkan kami?apa salah kami hingga kamu lari dari rumah?.”ya..Allah kenapa tidak da berita apa dari polisi dan putripun belum bisa menemukan identitas dinda dan aku juga menerima pesan kaleng yang mengerikan lagi..pesan itu memberi selamat atas kesengsaraanku,kenapa dia thu bahwa aku terkena musibah,Ya Allah hamba tahu ini semua adalah ujianmu melihat bukti bagaimana cintaku padaMu”hati ku berdebar saat mendengar bunyi hp ku yang bertanda ada yang menelphon dan yang msuk adalah no baru,dengan basmallah aku terima telvon itu.”halo..assalamualaikum,ni dengan siapa?”
“walaikumsalam ni nomor baru aku na,oya na cepat kesekolah ya,aku sudah menemukan data yang lengkap tentang dinda”
“baik put,15 menit insyaallah aku akan sampai kesana”
Entah kenapa aku sangat ingin tahu tentang dinda apalagi sekarang dia melihatku seperti musuh,dan tidak sedikitpun dia mau bicara padaku akhirnya aku sampai disekolah untu menemui putrid,karna ini hari minggu jadi kami tidak bertemu di sekolah,
“assalamualaikum..mana put datanya”
“ussssst..walaikumsalam jangan besar-besar bicaranya na,aku takut ada yang mendengar kita,apalagi kalau di dengar oleh dinda..soalnya aku lihat dinda tadi lewat dikelas atas”
“apa,?? ngapain dinda ke sekolah..?”
“tenang..kata satpam dia udah pulang,ni datanya!”
Aku sangat mengamati data dinda dari nama panjang sampai alamatnya,”ya ampun aku nggak nyangka put kalau orang tua dinda sudah meninggal,tapi kenapa tidak ditulis ya nama ayahnya sedangkan nama ibunya ditulis?”
Aku dan putri terkejut melihit sosok yang brdiri tiba-tiba dihadapan kami saat ini,aku sedikit gugup melihat wajahnya yang seperti ingin menerkam kami dengan kata-katanya yang secara tiba-tiba menyambut pertanyaan ku,bagaimana dia tau,padahal tadi kata satpam yang melihat dia sudah pulang”kamu mau tau ana kenapa nama ayahku tidak ditulis disitu?”dari suaranya dia sangat marah padaku,kenapa dia sebenarnya.
“din..kamu sama seperti kami tapi kenapa kamu tidak mau berteman dengan kami,din..kenapa kamu menatap aku seperti itu?apakah aku ada salah?”
“cukup..kamu dan ibumu telah menghancurkan kehidupanku dan ibuku,kalianlah yang membuat ibuku mati”
“astaghfirullah..mati dan hidup seseorang ditangan Allah dinda,dan kebahagiaan seseorang juga Allah yang menentukan,aku baru kenal kamu din..bagaimana aku bisa merampas kebahagiaanmu,dan sekarang aku ingin mengenalmu dan apakah itu salah?”
Derai air mata dinda membasahi seluruh pipinya,sementara aku sangat khawatir tentang perkataan dinda.
“dan sekarang kamu akan tahu siapa aku..!”
“siapa kamu sebenarnya dinda”
Dengan nafas yang terseda-seda dia memperkenalkan dirinya.
“a…ak..aku,aku kakak tirimu,ibumu yang telah merebut ayahku..dan kamu telah membuat aku dan ibuku menderita..kamu yang telah merebut abangku,yang sekarang kamu fikir abangmu..kamu hidup bahagia dengan orang tua yang bertopeng itu sementara aku sendiri terombang ambing saat ibuku meninggal karna menderita,sekarang aku puas..puas..sudah membunuh ayah mud an menyengsarakan kamu dan ibumu dengan kehilangan abangmu yang sebenarnya itu adalah abangku dan sekarang aku merangkul abangku lagi”
“kamu pembohong..aku tidak akan percaya padamu sedikitpun,”
Aku sungguh tak berdaya lagi mendengar kata-kata itu,aku meminta tolong pada dinda untuk membawaku pulang,aku ingin mendapat kebenaran dari mama.
Sampai dirumah aku tak kuasa bertanya pada mama tapi aku harus tau yang sebenarnya.
“ma..tolong jujur pada anak mu sendiri,apa aku punya kakak tiri yang bernama dinda?”
Aku tak kuasa melihat mama lemah dan mengeluarkan air mata saat aku bertanya tentang itu.
“memang saatnya kau tahu nak,mungkin papa telah hilaf waktu itu,papa dan mama sama-sama mencintai,tapi karena mama kuliah dimedan yang jaraknya jauh dari papa,akhirnya papa menikah dengan mamanya dinda dengan paksaan orang tua,saat ayahmu telah mempunyai anak dua orang yaitu abangmu dan dinda,mama kembali karna telah menyelesaikan S1,dan…”
“ma..ceritakanlah sampai habis,walaupun berat untuk dinda terima”
“dan papa ingin kalau mama mau ingin menjadi istri keduanya,karna cinta mama menikah dengan papa tanpa diketahui oleh mamanya dinda,dan sewaktu kamu lahir,papa membawa abang dinda kerumah kita agar kamu tidak kesepian dan saat itu pula mama dinda tahu yang sebenarnya,dan disitu pula mama dinda diceraikan oleh papa,dan abangmu memilih lebih tinggal dirumah kita”
Aku jatuh kelantai bagai daun yang gugur dihembus angin…bel memecahkan keheningan aku dan mama,saat aku buka ternyata polisi,”astaghfirullah abang kenapa?”
“maaf nak inilah pelaku yang telah membunuh ayahmu”
Ya..Allah begitu hancurnya kebahagiaan ku sekarang aku tak pernah menyangka seorang anak telah tega membunuh ayah nya,”kenapa abang berbuat sehina ini,kemana sosok mu yang sholeh dulu mas?,enkau hancurkan semua ibadahmu dengan kehinaan ini,ana tau abang bukan abang ana,,tapi kamu pernah menjadi abang yang ana banggakan”.
Bang razi diam bagai orang bisu..kenapa tidak jawab pertanyaan ana?,sejak kapan jadi orang bisu seperti ini,jawab!..jawablah bang..!”
Setahun telah berlalu..aku dan mama membuka hidup baru,sementara dinda dan  bang Razi telah didalam penjara,menebus semua kesalahannya,dinda telah dikuasai oleh syaitan dan nafsu..dan banag Razi telah tergoda oleh bisikkan syaitan,tapi aku dan mama selalu menjenguk mereka dipenjara,bahkan mama ingin mengeluarkan dinda dan bang Razi dari penjara untuk hidup bahagia bersama kami.

SEKIAN



Bye: IRAWATI ILYAS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar