Rabu, 09 November 2011

cerpen putro

Kado Untuk Mama
Angin yang berhembus serasa selalu menyapaku saat kicau burung malu-malu mengabarkan pagi telah hadir, jalan yang penuh dengan batu-batu kecil dan air yang menggenang di sepanjang jalan membuat sepatuku selalu tak bersih sesampai disekolah.
Hari ini adalah hari pertama aku mengikuti ujian semester di sekolah tercinta ini,nama ku Depika.betapa gugupnya aku saat mengisi lembar yang diberi kan pengawas yang tak sedikitpun tersenyum padaku, ”apa ibu pengawas belum sarapan ya?” bisikku dalam hati, tawa kecilpun mekar saat ku bisa menjawab pertanyaan ini.
Bel berbunyi,Hufff....ujian hari pertama telah berlalu. Ku jinjing tas,lalu aku berlalu dari gerbang sekolah. Hampir 2 minggu,aku tidak pernah membuka email,apakah ada pesan dari papa? Mungkin ada,mungkin tidak ada, tapi walaupun tidak ada,aku yang akan mengirimkan kabarku disini.
”bang, apa ada ruang yang kosong?”tanyaku pada penjaga warnet(warung Internet)
”ada dek, no 6”jawabnya dengan singkat.
Mulailah jari-jari ku menekan keyboard dan membuka email ku, raut wajahku berubah bagai kehilangan semangat saat ku lihat tidak ada pesan dari papa.”mungkin papa sangat sibuk”prasangka ku dalam hati.
”Assalamualaikum papa! how are you? Papa! ini hari pertama aku ujian semester,alhamdulillah aku bisa menjawab semua soal. Nenek dan aku sehat-sehat saja, papa tidak perlu mengirimkan uang untuk bulan ini, karna uang yang papa kirim bulan lalu masih cukup, Jaga kesehatan ya pa. Papa aku menanti mu disini, I miss you”
Pesan ini terkirim,dengan harapan papa langsung membaca dan membalas pesan ku.
***
Aku sangat berharap papa mau tinggal di Aceh, bersamaku disini, aku sangat kesepian disini, walaupun punya teman,tapi temanku tidak bisa menjadi sahabat untuk ku, mereka selalu ada di saat aku bahagia saja, dan tidak bisa ada di saat aku butuh kan.Aku pulang kerumah setelah membeli roti pesanan nenek, aku tinggal dengan nenek di desa yang menghabiskan 25 menit untuk ke kota jika naik angkutan umum, aku lahir di Syracuse Amerika, papa bersuku Aceh tapi telah lama tinggal disana, setelah beliau kuliah di Syracuse beliau langsung mendapat pekerjaan disana dan menikah dengan seoranga gadis Syracuse, dan melahirkan aku..depika. Mama ku cantik, baik, pintar,dan rajin beribadah walaupun baru sedikit mengetahui Islam, mama masuk Islam saat menikah dengan papa,sementara keluarganya masih menganut agama kristen. Aku tau semua tentang mama dari papa saat aku berumur 5 tahun, sebelum aku tidur papa selalu bercerita semua tentang mama, cerita mama adalah pengganti dongeng sebelum aku tidur , aku sangat suka semua cerita tentang mama.
Setelah umurku beranjak 6 tahun,aku baru mengenal dan tahu bahwa ada pulau Aceh dan kota banda Aceh di bahagian dunia ini,yang sekarang menjadi tempat hidupku terukir bersama nenek, bersama kucing peliharaan ku,dan suka duka ku di sekolah. Setelah papa mengantarku pada nenek, aku tidak pernah melihat dan menatap wajah papa lagi, dan semua cerita tentang mama pun tak pernah ku dengar lagi. 11 tahun berlalu, aku hanya melihat wajah papa lewat foto yang di kirimkan lewat email.
Sesampaiku di rumah, aku melihat nenek baru siap shalat dzuhur.
”assalamualaikum nek!”
”walaikumsalam, sudah shalat?”
”belum nek, nenek sudah makan?”aku memeluk punggung nenek sambil menyalaminya.
”cucu nenek jam segini kok belum shalat? Ya sudah shalat dulu sana, langsung ke meja makan,nenek ada buat sayur lemak daun ubi, kesukaan mu kan? Nenek sudah makan”.
”makasih nenek,hmmm...nenek ada masak nasi banyak kan,soalnya pika pasti nambah 2 kali nek,he...he...”
Nenek hanya tersenyum melihat tingkahku, huff...senyum nenek semakin menggambarkan kerutan diwajahnya.
Setelah aku shalat dan makan, seperti biasa, aku berjalan menyelusuri pantai dengan menikmati sejuknya angin pantai, sesampai dibatu besar, aku langsung duduk diatasnya, tempat inilah yang selalu mendengar semua curahan hatiku. Pantai ini terletak di depan halaman rumah nenek, jadi pemandangan rumah nenek juga salah satu yang membuatku betah. Hmm..mulailah aku berkata pada hamparan pantai, dan angin yang berhembus ”wahai ciptaan Allah yang sangat indah tahukah kamu, aku sangat merindui papa, tapi tak sebesar rinduku pada mama, aku hanya bisa mencium foto mama dan papa saat rinduku bergejolak, aku sangat ingin untuk merasakan bagaimana hangatnya pelukan seorang mama, merasakan tatapan lembutnya, merasakan peluk manja nya, dan menghapus butir-butir air mataku, oh...mama... bisa kah kau melihatku sekarang.
karna perjuangan mu, dari segumpal air manimu, dari makanan dan minuman yang engkau makan, dari cucuran keringat mu, aku sekarang sudah besar, dan bisa melihat indahnya dunia, dan nikmatnya ilmu, serta makna dari perjuangan hidup. Mama..engkau adalah bidadari hatiku, dan aku yakin engkau juga bidadari di syurga Allah, aku pernah membaca di sebuah buku, bahwa wanita yang meninggal dunia karna melahirkan, wanita itu mendapat pahala syahid.aku dengar dari cerita papa, mama adalah wanita muallaf yang rajin beribadah dan rajin mendalami ajaran Islam,oh..mama..kau pasti telah menjadi bidadari di syurga Allah.amin !”
***
Malam ini, setelah aku membuka lembaran-lembaran catatan dan mempelajarinya, aku perkirakan akan bisa menjawab soal-soal untuk ujian besok. Aku membuka jendela kamar karna ingin melihat pesawat yang kelap kelip warna lampunya,hmm..sambil menikmati dinginnya hembusan angin malam, aku berkata”aku sangat senang karna aku sudah punya kado untuk mama di hari ibu, mama pasti sangat senang dengan kado ini, aku akan beri tahu papa setelah hari ibu berlalu. Pada hari ibu nanti aku akan minta nenek untuk melihat kadonya dan menanyakan apakah kado ini sangat indah?..hmm...rasanya aku ingin langsung merayakan hari ibu, aku juga ingin tahu teman-teman di sekolah kasih kado apa  buat mamanya?”
Jam 10 malam, sudah waktunya aku istirahat. Ku tutup jendela dan aku langsung hempaskan tubuhku di tempat tidur, lalu ”ingat pesan papa, sebelum tidur harus pakai selimut”, kemudian aku selalu menambahkan ”ingat pesan mama, sebelum tidur jangan lupa membaca do’a”, walaupun pesan itu  tidak pernah ada. ”Sweet Dream Mama,papa”.
Sekarang aku terlelap dengan hati yang bahagia, karna kado telah ku persiapkan untuk mama di hari ibu.
***
         Akhirnya aku bisa memberikan kado untuk mama, sekarang aku sama seperti teman-teman yang memberikan kado kepada mama mereka dan sibuk mempersiapkan kado itu sebelum hari ibu tiba, betapa aku tidak sabar lagi melalui hari ini agar sampai pada perayaan hari ibu.
”pika ! tunggu aku” teriak lisa memanggilku.dengan nafas yang masih ngos-ngossan
”pika, gimana ujian tadi, kamu jawab semua nggak?”
”hmm..aku jawab semua,tapi salah to benar aku nggak tau” aku hanya tersenyum menatap wajah lisa yang masih kelihatan capek karna mengejarku.
”kamu ada dapat undangan perayaan hari ibu nggak besok?”
”ada, dari organisasi gabungan mahasiswa”
”sama, aku juga ada, tapi....”lisa diam dan tidak melanjutkan bicaranya,wajahnya berubah menjadi lesu.”tapi aku belum kasih tau bunda, aku takut bunda nggak mau ikut”aku terkejut saat mendengar ucapan yang disambung lisa itu.
”what?! Maksud kamu, pergi ke undangan itu harus bawa mama kita?”
”capek dehhh...masak kamu dapat informasi setengah-setengah sih, kok kamu kaget? Hayo...hubungan kamu sama mama kamu tak harmonis ya?”  aku baru sadar tidak ada seorang pun teman ku yang tau bagai mana keluargaku,bahkan mereka tidak tau kalau aku anak piatu.
”eh pika, kok bengong! Ya udah, ntar kita usahakan supaya mama kita mau datang ya, oa, temenin aku beliin kado buat mama aku yuk?” aku diam,tak mengusik lagi bicara lisa, lisa menarik tanganku masuk ke sebuah toko yang menjual tas,sepatu, dan accesories lainnya.
***
”Assalamualaikum..”aku menatap nenek,mataku lesu, tak dapat kusembunyikan  kesedihan ini.nenek menjawab salam ku sambil tersenyum,
”walaikumsalam..”saat aku mencium tangan nenek, nenek memelukku, dan berbisik” kenapa kau sedih cucuku? Masih banyak anak-anak lain yang hidup lebih menyedihkan dan lebih menderita dari pada hidupmu.”
Nenek seperti bisa mendengar kata-kata hati ku, air matakupun tak sanggup ku tahan,ku tumpahkan tangisku,jeritan hatiku,dan gejolak rinduku, dipelukkan nenek. Nenek mengusap air mataku dan berkata”jika kau merindui ayahmu,akan aku suruh ayahmu untuk menemuimu, tapi jika kamu merindui ibumu, hapuslah dengan segera air mata yang jatuh dipipimu,karna ibumu selalu melihat mu. bercita-citalah menjadi anak yang sholeha yang mempunyai sifat sabar dan tawakal”. Dengan cepat ku hapus air mataku.
”nenek! teman-teman ku besok akan menghadiri undangan perayaan hari ibu, maukah nenek menemaniku? Menyaksikan kado yang akan ku persembahkan untuk mama”.
Nenek tersenyum dengan penuh tanya, ”ia, nenek akan menemanimu.nenek tau kado itu pasti telah kau persiapkan sejak lama” nenek kembali memelukku.
***
Satu persatu para undangan dipersilahkan naik kepanggung untuk menyerahkan kado pada ibunda mereka, sekarang giliran nama ku yang dipanggil.setelah memeluk nenek,aku naik keatas panggung ,
”Assalamu’alaikum..Wr.Wb.trimakasih karna telah mempersilahkan saya untuk berdiri diatas panggung ini, nama saya depika, saya akan mempersembahkan kado istimewa ini untuk mama tercinta yang selalu kurindui,yang selalu menjadi bidadari dihatiku,yang selalu memelukku, menciumku, menghapus air mataku,menimang-nimang ku, merangkul ku saat terjatuh,membuatku tersenyum, dan membuat ku selalu tersenyum, itu semua selalu ku rasakan walau hanya dalam mimpi. Maafkan aku mama, karna aku baru bisa memberikan kado ini sekarang. Mama...dengarlah dan lihatlah kado yang ku persembahkan {’audzubillahiminasyaitanirrajim,,bismillahirrahmanirrahim..Yassin..}”  Kitab suci Al-qur’an yang ku pegang  kudekatkan kehati lalu ke mulai suran Yassin tanpa melihat Al-qur’an. Ya, inilah kado istimewaku mama, sebuah hafalan surah Yassin.               Nenek menangis terisak-isak melihat ku melantunkan ayat-ayat surah Yassin dengan menutup mata,setiap satu ayat..satu butir air mata jatuh membasahi pipiku,aku terasa melayang dan sejuk dengan makna yang telah kuhafal dari ayat-ayat tersebut.
”sadakallahul’adzim..inilah kado untuk mama, beliau adalah pahlawan yang telah mengorbankan nyawanya demi kelahiranku dengan selamat. Dan karna cintanyalah mengantarkan ku untuk mencintai Allah, Rasul-Nya, dan mencintai papa, hari ini Allah telah mengijinkan ku untuk memberi kado hafalan surah Yassin untuk mama. Trimakasih..walaikumsalam...” aku terkejut melihat papa dihadapanku dan langsung memelukku dengan erat,”apakah ini mimpi?” ” kehadiran papa inilah kado untuk anak papa yang soleha”.kali ini aku terisak dipelukan papa, tapi tersenyum kebahagiaan menghiasi pipiku. Inilah kisah cinta dan rinduku pada mama.
 Huff..ternyata semua orang menangis gara-gara tingkahku hari ini..he..he.. ^_^
THE END

2 komentar: